Melihat banyaknya band yang bermunculan sekarang ini membuat hati saya miris. Trend boyband dan girlband yang sudah mulai memenuhi pasar music diindonesia membuat para pemain di industry music ini meng-halal-kan segala cara untuk saling bersaing. Di antaranya adalah membuat boyband dan girlband yang kurang bermutu dan hanya menjual tampang, tanpa memperdulikan titik paling penting dalam membuat sebuah grup Band, yaitu modal suara.
Hal ini membuat saya sedikit menapak tilas kebelakang saat masih kecil dan duduk dibangku SD. Waktu saya SD sekitar tahun 90-an masih banyak acara-acara music khusus untuk anak-anak. Penyanyi cilik masih banyak yang Berjaya, seperti maissy, Joshua, tasya, chikita meydi, dll. Saya punya banyak mempunyai kaset anak-anak, masih hapal lagu anak-anak, dan menggemari mereka.
Semakin lama perkembangan music anak-anak semakin menurun. Anak-anak mulai mendengarkan music untuk orang dewasa yang lirik dan temanya tidak sesuai dengan umur mereka. Penyanyi anak-anak menyanyikan lagu orang dewasa. Hal ini yang mungkin menganggu perkembangan mereka kedepannya. Anak-anak seharusnya mempunyai dunianya sendiri, dunia yang dibuat dan dibutuhkan sesuai dengan usia mereka.
Masa kanak-kanak adalah masa dimana mereka ingin tahu segala hal dan menyerap segala informasi, sebisa mungkin informasi yang didapatkan dari anak-anak adalah hal yang baik. Menurut beberapa sumber, pengaruh negative yang cepat masuk ke anak adalah melalui lagu.
Lagu anak-anak yang syarat akan edukasi sudah banyak kita ketahui, seperti, pelangi-pelangi, balonku dll. Kita sebagai orang tua bisa mulai mencari alternative lain untuk memberikan edukasi kepada anak-anak kita, salah satunya melalui lagu.
Mari para orang tua, mulailah bijak untuk mendidik anak-anak kita, bukan berarti anak-anak kita diasingkan dari pergaulan tetapi bagaimana kita bias pintar memberika edukasi yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar