Selamat atas kelulusan ASIx S1nya ya Nimas..
Anak Ibu memang hebat, 6 bulan tanpa mamam dan susu formula,
Cuma mimik ASI ibu aja.
Perjuangan ibu belum selesai nak..doakan ibu dan nimas bisa
tetep jadi partner yang yahud buat nyusuin nimas sampe 2 taun nanti.. amin..
Pas pertama kali nyusuin nimas kemaren emang sedikit ketar
ketir, apa bisa ya ngasih nimas ASIx selama 6 bulan. Ternyata Alhamdulillah
bisa.Mungkin karena niat kuat dan dukungan suami yang hebat juga.
Memberikan ASIx emang banyak tantangan halangan dan
rintangannya, salah satunya dari diri sendiri loh ibu-ibu. Saya pribadi kemaren
merasakan up and down-nya, khususnya karena baby blues dan putting lecet. Nah
itu yang akan saya bahas disini.
- Putting Lecet
Mungkin masalah ini banyak dialami oleh
ibu-ibu menyusui di dunia.Karena menurut beberapa sumber, putting ibu masih
belum mengalami kelenturan, dan lidah si baby new born yang masih kasar
(denger2 sih).Nah kemaren saya pun mengalami hal ini.Setiap si nimas mau netek
rasanya beraaaat banget, karena harus merasakan perih yang amat sangat ketika
menyusui.Bahkan putting saya sampai mengeluarkan darah dan bernanah.
Setelah konsultasi ke beberapa dokter
(dokter anak dan dokter kandungan), saya diberikan beberapa choice.Oleh dokter
anak saya diberikan resep salep khusus putting. Namun setelah diberi salep ini,
apabila akan menyusui si bayi kita harus membilas putting kita terlebih dahulu.
Sedangkan oleh dokter kandungan saya, saya disarankan untuk mengoleskan madu ke
putting saya yang lecet, dan madu tersebut tidak masalah apabila tertelan oleh
si baby.Maka setelah konsultasi dengan suami, suami menyarankan menggunakan
madu saja.Memang masih agak perih sih, tapi lumayan meringankan rasa perihnya.
2. Baby Blues
Masalah ini adalah masalah yang sering juga
melanda para New Mom. Jam tidur yang
gak teratur, baby nangis terus, capek, dll, kadang membuat ASI jadi seret.
Dapet pengetahuan dari browsing di internet, kalo salah satu hormon yang
membuat produksi ASI menjadi lancar adalah hormon oksitoksin, dan hormon itu
keluar saat kita merasa nyaman, senang, bahagia dan gembira. So, otomatis kalo
kita dalam keadaan strees, sedih dan capek, hormon ini pun ngambek dan ga mau
keluar, ujung-ujungnya produksi ASI seret dan si baby nangis terus. Nah, hal
ini juga melanda saya loh, dan saat inilah peran si ayah sangat
diperlukan.Minta suami buat nemenin kita bangun malem saat menyusui, jangan
lupa sambil mijetin yah.Percaya deh, ASI langsung lancer, anak senang, ibu
senang. Alhamdulillah suami ni walaupun sambil ngantuk-ngantuk, bersedia
nemenin istri begadang malem..J
Itu tadi adalah beberapa halangan dan rintangan mengASIhi
yang sumbernya dari diri sendiri. Kalo rintangan yang datangnya dari luar ada
banyak, diantaranya :
1.
Omongan Orang
Ibu-ibu,
kadang-kadang kita pasti suka denger beberapa orang tua kita yang bilang,
“anakmu nangis terus, mungkin ASImu kurang, kasihkan susu formula”.Hehehe,
mungkin itu juga yang saya alami.Melihat si nimas yang nangis terus, ibu saya
sempat beberapa kali ‘ngedumel’ bahwa itu tanda kalau ASI Saya kurang. Sempet
sih stress dan kepikiran, apa iya ASI saya kurang?, beruntungnya saya punya
teman sesama pejuang ASI yang selalu mensupport saya kalau saya lagi galau, dia
selalu bilang, “yang penting berat badan anakmu bagus, kalau dokter bilang
berat badan anakmu kurang baru deh kau kasih susu formula”. Alhamdulillah
setiap nimas ke dokter berat badannya naik dan sehat, jadi kekhawatiran saya
berkurang.
3. Anak Bingung Putting
Setelah
membaca-baca beberapa literature (yang kebanyakan dari internet) bahwa
sebaiknya bayi tidak diberikan botol dot/empeng (pacifier). Beberapa sumber
bilang itu akan menyebabkan si anak mengalami bingung putting, alias dia gak
bisa bedain mana putting ibunya mana putting si dot, hehehe..
awal-awal sih ga
terlalu khawatir karena saya pikir pemberian ASIp saya dengan menggunakan Dot
adalah cara yang paling simple. Pertimbangannya adalah nanti ketika saya sudah
mulai kembali kerja penjaga anak saya gak akan kerepotan. Kalau harus
menggunakan sendok atau cupfeeder (cup khusus untuk memberi ASI pada bayi) agak
repot karena setelah dicoba ternyata lebih banyak yang tumpah daripada yang
diminum.
Tetapi setelah
umur anak masuk bulan ke-3 tiba-tiba aja si nimas ndak mau nenen
ibunya.Biasanya setiap nangis kalo dinenenin selalu berenti nangisnya, eh ini
malah semakin keras nangisnya.Bingunglah kita. Setelah di coba ternyata dia mau
minum susu lewat dot-nya. Wuih mungkin ini yang dinamain bingung putting.
Alhamdulillah lama-lama dengan sabar dan telaten (sampe bela2in gak masuk
kantor) nimas mau lagi nenen ibunya..wuihh… tapi mudah2an ga terulang lagi lah
hal kayak gitu. Sebagai seorang ibu (saya pribadi) rasanya sakit hati banget
begitu liat anak lebih memilih dotnya ketimbang nenen ibunya,, (lebay ye).
Nah, kenapa saya
bilang lampu mati? Karena memang hal ini mungkin adalah musuh para ibu-ibu
pemerah ASI.Bagi Ibu bekerja, kulkas adalah dewa yang setiap hari menolong
mereka.Menolong mereka untuk bisa tetap memberikan ASI walaupun mereka bekerja
setiap hari.Biasanya ritual ibu bekerja sebelum mereka kembali bekerja dari
cuti melahirkan adalah menyetok ASIp. Saya sendiri sudah mulai membuat stock
untuk ASIp saya sejak si nimas usia sebulan. Waktu itu ada sekitar 10 botol
yang berhasil saya stock. Wuih senang bukan kepalang, karena awal2 memompa
untuk bisa mendapatkan 1 botol kaca sekitar 100ml saja bisa memakan waktu 1
minggu loh.. hihihi.. bagi yang tinggal diBalikpapan, mati lampu adalah hal
yang biasa dan menjadi makanan sehari-hari. For info saja ibu-ibu, bahwa ASIp
beku dan kemudian mencair hanya bisa bertahan 24 jam, sedangkan ASIp yang masih
beku bisa bertahan sekitar 1-3 bulan.Sehingga, kalau mati lampu dan ASIp
tersebut mencair, ASIp tersebut harus segera diminumkan ke anak kita. Kebayang
kan kalang kabutnya, kalau ada 10 botol ASIp beku dan kemudian mencair..padahal
ngumpulin 10 botol bisa berhari-hari loh..
Akhirnya, setelah
nangis2an karena 10 botol ASIp beku mecair dan menjadi BASI, kemudian saya
mencari solusi lainnya.Solusi pertama adalah membeli genset, setelah dipikir2
kok berlebihan ya. Uang itu bisa dibelikan hal lain yang lebih bermanfaat.
Then, solusi kedua adalah memerah ASI dengan kejar tayang. Ibu-ibu, info yang
saya dapet (dan lagi2 lewat internet), bahwa ASI yang disimpan terlalu lama
(dimanapun tempat penyimpanannya) akan membuat kandungan vit.C di ASI tersebut
hilang. Jadi, saya ambil solusi yang kedua, yaitu memerah ASI dengan kejar
tayang. Kejar tayang disini maksudnya adalah, ASI yang saya perah tidak perlu
dimasukan ke freezer/tidak perlu dibekukan karena akan langsung diminum,
sehingga saya tidak punya persediaan stock ASIp beku di Freezer saya.
Alhamdulillah
ibu-ibu, saya selalu bersyukur bahwa rumah dan kantor saya jaraknya tidak
terlalu jauh dan balikpapan adalah kota yang cenderung tidak macet, sehingga
saya bisa pulang di siang hari untuk mengantarkan ASIp yang saya perah di
kantor untuk dibawa kerumah dan diminum nimas. Jadi nimas bisa minum ASIp yang
segar dan juga saya tidak perlu khawatir pada momok Mati Lampu. Saya selalu
salut pada ibu-ibu yang mempunyai management ASIp yang bagus, karena saya
sendiri merasa management ASIp saya amburadul.
Nah ini ibu-ibu
yang saya maksud dengan management ASIp tadi.Sebenernya sudah banyak konselor
ASI yang bisa membantu kita dalam masalah management ASIp.Management ASIp
adalah hal diperlukan oleh ibu bekerja yang tetap ingin memberikan ASI bagi
buah hati mereka.Kemarin saya pribadi sempat kehabisan stock ASIp sehingga
harus ijin atasan untuk pulang kerumah buat nyusuin si nimas.Sejak saat itu
saya jadi rajin memeras.Bagi ibu-ibu harus tau kebutuhan si anak setiap
harinya. Perbedaan menyusui langsung dengan memeras adalah saat kita menyusui
langsung kita tidak bisa menghitung berapa banyak anak minum ASI dari nenen
kita, tetapi apabila kita memeras ASI, kita bisa lihat sebanyak apa anak minum
ASI setiap harinya. Nah dari situlah kita bisa hitung perkiraan berapa yang
harus kita hasilkan, dan ini harus sebanding lurus dengan ASI yang diminum si
anak..jadi kayak prinsip ekonomi deh.. hihi..kalo management ASIpnya jelek,
otomatis jadi kelabakan deh kayak saya kemarin. Huhu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar